Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah seseorang dari umat ini baik Yahudi dan Nashrani mendengar tentangku, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan agama yang aku diutus dengannya, kecuali dia pasti termasuk penghuni neraka." (Shahih Muslim: 218)

Karakter Syaitan Dalam Al-Qur'an

Permusuhan syaitan dengan manusia, berawal ketika Allah SWT menciptakan Adam yang kemudian diperintahkan-Nya semua Malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada Adam. Semua Malaikat bersujud kepada Adam sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT, namun Iblis ingkar tidak mau bersujud karena merasa diri lebih mulia dari pada Adam. Allah SWT murka dan menghukum Iblis sebagai makhluk terkutuk dan harus keluar dari surga. Karena telah dihukumi terkutuk dan harus keluar dari surga, Iblis memohon kepada Allah SWT agar ditangguhkan ajalnya sampai tiba hari kiamat untuk menggoda dan menyesatkan Adam dan anak cucunya. Allah SWT kemudian mengabulkan permohonan Iblis untuk menangguhkan ajalnya sampai tiba hari kiamat. Maka sangat tidak heran apabila kita menemukan banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang berisi tentang peringatan Allah SWT tentang permusuhan Iblis dengan manusia.

Sebelum bicara mengenai karakter syaitan dalam Al-Qur'an, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu perbedaan Iblis dan syaitan.

Iblis

Iblis adalah nama salah satu jin yang menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah firman Allah yang artinya:


Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim. (Al-Kahfi: 50)

Syaitan

Setan bukanlah nama makhluk, syaitan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya. karena syaitan itu sifat maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia.  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya:

“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)[499]. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.” (Al An'aam: 112)

“(syaitan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan manusia .” (An-Nas: 6).

Karakter Syaitan

Selama ini kita telah keliru dalam memahami siapa sebenarnya syaitan. Syaitan dalam benak kita selama ini hanyalah makhluk tak kasat mata yang sering kali menggoda manusia. Padahal syaitan merupakan sifat dari makhluk Allah SWT yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau semacamnya. Allah SWT telah berpesan kepada kita dalam Al-Qur'an, bahwa syaitan adalah musuh orang-orang beriman. Tetapi karena kita memahami syaitan hanya sebatas makhluk Allah SWT yang tak kasat mata, bukan sebagai sifat, maka tidak heran apabila kemudian kita hanya fokus berhati-hati dan waspada pada godaan syaitan dari golongan jin. Padahal, godaan syaitan dari golongan manusia lebih sulit di tangkal dari pada godaan syaitan dari golongan jin. Godaan syaitan dari golongan jin dapat di bilang mudah di tangkal. Kita cukup membaca Ta'awuz, surah Al-Ikhlas atau ayat Kursi, insyaallah, Allah SWT akan menjaga kita dari semua godaan mereka.

Tetapi syaitan dari golongan manusia tidak dapat di usir dengan hanya membaca Ta’awuz, surah Al-Ikhlas atau membaca ayat Kursi. Syaitan dari golongan manusia hanya dapat di usir dengan cara dakwah dan jihad. Maka sangat penting bagi kita mengetahui karakter syaitan yang telah di sebut dalam Al-Qur’an, di antaranya:

1.  Menyesatkan

“Sesungguhnya syaitan itu telah menyesatkan sebahagian besar di antaramu, Maka apakah kamu tidak memikirkan?”  

Syaitan tidak suka jika manusia menjadi hamba-hamba Allah SWT yang taat hanya menyembah kepada-Nya. Mereka menggoda manusia dengan berbagai upaya, mendirikan banyak organisasi-organisasi misionaris untuk di sebarkan ke seluruh dunia. Tujuannya tidak lain hanya agar hamba-hamba Allah SWT tidak lagi menyembah kepada-Nya atau untuk menghalangi supaya manusia tidak menyembah kepada Allah SWT. Agar manusia tidak merasa telah menjadi pemuja berhala, maka dikatakan oleh syaitan bahwa Tuhan itu Trinitas, Tuhan esa tetapi memiliki tiga pengata diri: Bapa, Putra dan Roh Kudus, ketiganya adalah Tuhan yang esa, Tuhan Bapa berfungsi sebagai Tuhan pencipta, Tuhan anak/Yesus berfungsi sebagai penebus dosa, Roh Kudus berfungsi sebagai pembimbing manusia. Kemudian dikatakan lagi oleh syaitan bahwa dengan memuja Tuhan Putra/Tuhan Anak/Yesus adalah sama dengan menyembah Tuhan yang esa, Tuhan yang di sembah oleh para Nabi dalam Perjanjian Lama. Dengan begitu, manusia merasa telah menjadi seorang hamba penyembah Tuhan yang esa, padahal tidak. Itu semua merupakan cara-cara syaitan untuk menggelincirkan manusia dari menyembah Tuhan yang benar. Dengan cara-cara tersebut, syaitan berhasil menyesatkan sebagian besar manusia. Mereka yang menyembah selain dari pada Allah SWT, seperti orang-orang Kristen yang menjadi pemuja Yesus, sejatinya mereka menyembah berhala dan menyembah berhala sama saja dengan menyembah syaitan, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah syaitan yang durhaka” (An Nisaa': 117)

2.  Menipu

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (Al An'aam: 112)

Bagaimana cara syaitan dari golongan jin membuat Adam dan Hawa berdosa? Dengan cara menipu, demikian pula cara syaitan dari golongan manusia menyesatkan orang-orang beriman. Mereka datang dengan mengajarkan bahwa apabila kita meyakini Yesus sebagai Tuhan yang menjadi penebus dosa manusia, maka kita akan masuk surga. Itu adalah tipuan syaitan. Jika kita mengikuti apa yang mereka katakan, maka dapat dipastikan kita akan terjerembab dalam dosa, menjadi penghuni neraka untuk selama-lamanya. Para syaitan dari golongan manusia ini, juga tak jarang berkumpul, berserikat dan membuat suatu acara kegiatan sosial yang di dalamnya ada penyembuhan gratis, pembagian Sembako gratis, dll. Kegiatan sosial yang mereka lakukan hanyalah kedok, hanya sebagai penarik perhatian masyarakat muslim yang ada di sekitar acara. Setelah masyarakat muslim berkumpul, maka mereka akan mulai menyisipkan ajaran-ajaran sesat mereka dalam setiap kata yang mereka ucapkan.

Syaitan juga biasa menggunakan berbagai media informasi untuk melancarkan penyesatan. Seperti buku dan selebaran-selebaran. Mereka membuat buku atau selebaran dengan judul dan cover seolah Islami, menggunakan istilah-istilah yang dikenal dalam Islam dan atau mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits, padahal isinya penuh dengan penyesatan. Mereka juga sering membuat kesaksian-kesaksian palsu, seperti sembuh dari penyakit berat karena menerima Yesus sebagai Tuhan, mimpi bertemu Yesus dan di ajak olehnya ke surga atau ke neraka, mengaku-ngaku dulunya seorang kiai atau ustad yang mempunyai pesantren, dan bahkan mereka juga tak segan-segan mengaku-ngaku cucu Nabi Muhammad SAW. Ada pula sebagian dari mereka, demi mendapat restu untuk dapat menikahi seorang Muslimah, mereka tak jarang berpura-pura masuk Islam. Setelah menikah, syaitan dari golongan manusia tersebut kembali ke agamanya dan memurtadkan istrinya. Kasus pemurtadan model ini pernah di lakukan oleh artis sinetron Jonas Rivanno yang berhasil menikahi dan memurtadkan Asmirandah.

Mengapa mereka menyebarkan agama dengan cara menipu dan berbuat dusta? Jawabannya, karena dusta dalam menyebarkan agama bagi mereka diperbolehkan. Dalam Injil Kristen dapat kita baca, “Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)     

3.  Janji Palsu

“Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (An Nisaa': 120)

Syaitan datang tidak dengan tangan kosong. Biasanya mereka datang menggoda manusia, khususnya yang beriman, dengan janji-janji akan memberikan berbagai kesenangan dunia. Misalnya, syaitan bisa datang kepada orang-orang miskin seraya berjanji kepada mereka akan menanggung biaya hidup sehari-hari, memberi biaya untuk berobat jika sakit, memberi bea siswa kepada anak-anak mereka yang masih sekolah sampai dengan masuk perguruan tinggi, mobil, rumah juga akan menjadi milik si miskin jika mau mengikuti syaitan untuk dibaptis atas nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Syaitan juga membangkitkan angan-angan kosong. Syaitan akan mengatakan kepada pengikut-pengikutnya, bahwa dengan menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat yang menebus dosa manusia mereka PASTI masuk surga. Itu hanya tipuan dan angan-angan belaka. Allah SWT menjawab janji syaitan kepada kafir Kristen pemuja Yesus dengan firman-Nya yang artinya, “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar.” (Al Baqarah: 111)


Contoh penyesatan syaitan seperti yang saya tulis di atas bukanlah fitnah, akan tetapi fakta yang sering kali terjadi. Tujuan tulisan saya ini tidak lebih dari pada dakwah kepada sesama Muslim agar senantiasa waspada terhadap bujukan syaitan, tidak ada maksud lain. Bahwasanya orang-orang beriman diperintahkan Allah SWT untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka (At Tahrim: 6). Salah satu cara untuk melindungi diri dan keluarga dari api neraka adalah dengan cara menjauhi dan tidak mengikuti langkah-langkah syaitan. Syaitan tidak akan mau menolong manusia, yang mereka inginkan hanyalah menyesatkan manusia anak cucu Adam sebagaimana yang telah mereka janjikan. Syaitan akan terus berusaha untuk menyesatkan orang-orang beriman, berusaha membeli iman dengan harga yang sedikit, yaitu kenikmatan dunia yang fana. Sedangkan Allah SWT menjanjikan ampunan serta surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Allah SWT maha menepati janji. Semoga Allah SWT melindungi kita dan keluarga kita semua dari api neraka, amin...ya rabbal ‘alamiin.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Karakter Syaitan Dalam Al-Qur'an"

  1. Waspadalah para muslimin dan muslimah.....syaitan2 missionaris selalu mengintai dan menggoda......

    BalasHapus
  2. Kasus pemurtadan model ini pernah di lakukan oleh artis sinetron Jonas Rivanno yang berhasil menikahi dan memurtadkan Asmirandah.

    Dan belum lama ini kenyataan pahit pun mereka alami, silahkan googling "Jonas Rivanno dan Asmirandah sakit"

    BalasHapus

Pastikan komentar anda tidak keluar dari topik; menjawab atau menyanggah isi postingan. Komentar di luar itu tidak akan pernah ditayangkan.